Titrasiasam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa, mari perhatikan Daftar Isi IsiBab I PENDAHULUANTujuan PercobaanDasar TeoriBab II METODOLOGIMetodeAlat dan BahanCara KerjaBab III HASIL PENGAMATANData Hasil PercobaanPembahasanPertanyaanBab IV PENUTUPKesimpulanSaranDaftar PustakaBab I PendahuluanTujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit hasil titrasi Asam TeoriTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar $\text{pH}$ suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada $\text{pH}$ perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada $\text{pH}$ titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada $\text{pH}$ 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada $\text{pH}$ II MetodologiMetodeMetode yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dan dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalahLabu erlemeyer 250 mLPipet volumetrik 25 mLBuretStatif dan KlemCorong kecilPipet tetesBotol kecil berisi air suling$\text{pH}$-meter telah dikaliberasi atau kertas indikator universalBahan yang digunakan adalahIndikator FenolftaleinLarutan $\text{HCl 0,1 M}$Larutan $\text{NaOH 0,1 M}$Cara KerjaAmbillah 25 mL $\text{HCl}$ dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu 5 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer Buret, Statif, dan Buret dengan larutan $\text{NaOH}$ tepat sampai garis 0 dengan bantuan kran Buret secara perlahan sehingga $\text{NaOH}$ mengalir tepat ke dalam labu erlemeyer. Lakukan pengukuran $\text{pH}$ dengan $\text{pH}$-meter atau kertas indikator universal pada saat penambahan $\text{NaOH}$ mencapai masing-masing volume seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan. Selama penambahan $\text{NaOH}$, goyangkan labu erlemeyer agar $\text{NaOH}$ tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang III Hasil PengamatanData Hasil PercobaanVolume $\text{NaOH}$$\text{pH}$Warna0,0 mL1Bening10,0 mL1Bening15,0 mL2Bening20,0 mL4Bening24,0 mL9Ungu24,9 mL9Ungu25,0 mL9Ungu25,1 mL9Ungu25,5 mL10Ungu27,0 mL10UnguPembahasanDari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa pH larutan mengalami kenaikan sedikit demi sedikit sampai pada penambahan 20 mL $\text{NaOH}$. Setelah penambahan 24 mL $\text{NaOH}$ terjadi perubahan $\text{pH}$ yang cukup drastis dan diikuti perubahan warna larutan. Larutan yang tadinya bening berubah menjadi warna percobaan ini, terjadi kesalahan titrasi, yaitu adanya perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi. Titrasi berakhir lebih cepat, yaitu saat penambahan 24 mL $\text{NaOH}$, yang seharusnya sama dengan titik ekuivalen, yang dicapai saat penambahan 25 mL $\text{NaOH}$. Setelah titik ekuivalen terlewati, perubahan pH berjalan secara perlahan 1Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 10 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,01 \cdot 0,1=0,001 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{NaOH}$, di mana tersisa $\text{HCl}$ sebanyak $0,0025-0,001=0,0015 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[H^+] = [\text{HCl}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,0015}{0,035} = 0,042 \text{ M}$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$-\log [\text{H}^+] = -\log 0,042 = 1,337$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 1, tidak berbeda jauh dengan hasil 2Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25 mL $\text{NaOH 0,1 M}$. Bandingkan hasilnya dengan data hasil kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol}\end{aligned}$$Karena $\text{n HCl}=\text{n NaOH}$, maka garam $\text{NaCl}$ yang terbentuk bersifat netral. Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda cukup jauh dengan hasil 3Hitunglah $\text{pH}$ larutan dari reaksi 25 mL $\text{HCl 0,1 M}$ dengan 25,1 mL $\text{NaOH 0,1 M}$.Pertama, kita hitung mol dari $\text{HCl}$ dan $\text{NaOH}$.$$\begin{aligned}\text{n HCl} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,025 \cdot 0,1=0,0025 \text{ mol} \\\text{n NaOH} &= \text{V} \cdot \text{M}=0,0251 \cdot 0,1=0,00251 \text{ mol}\end{aligned}$$Pereaksi pembatas dalam reaksi ini adalah $\text{HCl}$, di mana tersisa $\text{NaOH}$ sebanyak $0,00251-0,0025=0,00001 \text{ mol}$. Berikutnya, kita menghitung molaritas dari ion $\text{H}^+$.$$[OH^-] = [\text{NaOH}] = \frac{\text{mol}}{\text{V}} = \frac{0,00001}{0,0501} = 0,0002 \text{ M}$$Akibatnya$$\text{pOH}=-\log [\text{OH}^-]=-\log 0,0002=3,669$$Jadi, $\text{pH}$ larutan adalah$$14-\text{pOH}=14-3,669=10,301$$Hasil percobaan menunjukkan $\text{pH}$ 9, berbeda sedikit dengan hasil 4Mengapa dalam setiap titrasi selalu diperlukan indikator?Karena dengan memberikan indikator, zat yang dititrasi akan mengalami perubahan warna. Perubahan warna ini merupakan tanda bahwa titrasi harus dihentikan. Titik dimana titrasi dihentikan disebut titik akhir IV PenutupKesimpulanTitrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar konsentrasi suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar $\text{HCl}$ yang kami dapat dari percobaan ini adalah $0,104 \text{ M}$, hanya berbeda sedikit dengan kadar sebenarnya $0,1 \text{ M}$.SaranSaat melakukan titrasi, buka kran secara perlahan sehingga larutan penitrasi mengalir dari buret dengan jumlah yang sesuai dengan data $\text{pH}$ larutan setiap kali ditambah $\text{NaOH}$ dengan PustakaSutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung Unggul. 2007. Kimia XI. Surakarta PHiBETA.
Prinsiptitrasi asam basa menerapkan prinsip reaksi asam basa dimana ketika suatu asam dan basa dicampurkan atau direaksikan maka terjadi reaksi penetralan yang menghasilkan suatu gram dan air dengan pH yang netral. Baca Juga : Tata Nama Senyawa Hidrokarbon dan Penjelasannya Istilah pada Titrasi Asam Basa
Cara kerjaTitrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar pH suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil. M= kemolaran asam A dan basa B V = volum asam A dan basa B a , b = koefisien reaksi asam A dan basa B. Perhatikan, rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam. Jenis titrasi ada 4 macam, yaitu: 1. Titrasi asam kuat dan basa kuat 2. Titrasi asam lemah dan basa kuat 3.
Titrasi Asam Basa Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Titrasi merupakan sebuah prosedur untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikannya volume terukur pada larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya secara dalam proses titrasi, konsentrasi larutan diketahui secara akuran disebut larutan standar ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya tidak diketahui, hingga reaksi kimia antara kedua larutan kita mengetahui volume larutan standar dan volume larutan yang konsentrasi tidak diketahui dalam titrasi tersebut, maka bersama-sama dengan konsentrasi larutan standar, kita akan dapat menghitung konsentrasi larutan molaritas yang tidak yang digunakan untuk melakukan titrasi dinamakan titrasi meter. Molaritas zat menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam setiap liter larutan dan dapat digunakan untuk menentukan pengenceran sebuah jenis reaksi yang terjadi, titrasi dibedakan menjadi 3 tiga, yaitu titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi ulasan ini, hanya akan dibahas mengenai titrasi asam basa. Studi kuantitatif mengenai reaksi netralisasi asam basa paling mudah dilakukan dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai titrasi asam Titrasi Asam BasaDi dalam ilmu kimia, larutan asam basa sering dimanfaatkan untuk menentukan berapa nilai derajat keasaman pH suatu kerja titrasi asam basa adalah zat yang bersifat asam akan dititrasi dengan larutan basa yang sudah diketahui juga sebaliknya, zat yang bersifat basa akan dititrasi dengan larutan asam yang telah diketahui asam basa menerapkan prinsip reaksi asam basa, dimana pada saat suatu senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi penetralan yang menghasiljan suatu garam dan air dengan pH yang netral 7.Tujuan titrasi asam basa adalah untuk menentukan molatiras larutan yang konsentrasinya tidak asam basa juga untuk menentukan persentase massa zat terlarut dalam sebuah larutan asam basa bisa juga digunakan untuk menemukan berapa persen kemurnian dari unsur-unsur kimia dan melakukan tes bagi aktivitas tes gula darah, nutrisi, tes kehamilan, analisis air limbah, dan pengujian air pada akuarium menggunakan aplikasi titrasi asam Kerja Titrasi Asam BasaDi dalam menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya, terlebih dahulu diketahui zat tersebut bersifat asam atau basa dengan mengukur diketahui sifat zat yang akan diukur kadarnya, maka kita tentukan larutan apa yang akan digunakan untuk mentitrasi zat tersebut, apakah asam atau titrasi, umumnya digunakan alat gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian buret, kita dapat melihat perubahan volume titran sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Semakin banyak volume titran yang digunakan. maka konsentrasinya akan semakin Pengertian Destilasi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaTeknik Kromatografi, Tujuan, Jenis, dan Prinsip KerjanyaFungsi buret untuk titrasi adalah membantu dalam mengatur aliran cairan ke dalam labu. Pada saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH akan berubah warna menjadi merah muda atau metil dalam titrasi asam basa, zat yang diuji ditambahkan larutan yang telah diketahui kadarnya secara perlahan sehingga terjadi reaksi saat pH dalam larutan campuran tersebut netral, menandakan bahwa semua zat sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk ulasan mengenai pengertian titrasi asam basa, tujuan, dan prinsip kerjanya. Semoga bermanfaat.
Dengankata lain, titik akhir titrasi tidak sama dengan titik stoikiometri. Jika dalam titrasi HCl-NaOH menggunakan indikator brom timol biru (BTB), dimana trayek pH indikator ini adalah 6 (kuning) dan 8 (biru) maka pada saat titik setara tercapai (pH =7) warna larutan campuran menjadi hijau. Titrasi asam basa pada dasarnya adalah reaksi
Di artikel Kimia kelas 11 kali ini, kita akan mengenal lebih jauh tentang titrasi asam basa, mulai dari pengertian, alat dan bahan, cara melakukan, jenis-jenis titrasi asam basa, kurva, dan contoh perhitungannya! — Halo, teman-teman! Pernah nggak kamu mendengar tentang titrasi asam basa? Atau mungkin kamu sudah mempelajarinya di sekolah? Umumnya, ketika mempelajari titrasi asam basa di sekolah, kita akan diajak bereksperimen di laboratorium kimia nih, oleh guru kita! Eksperimen apa, tuh? Tentunya eksperimen titrasi asam basa, dong! Eksperimen yang dilakukan akan membutuhkan beberapa peralatan, di antaranya yaitu buret dan labu erlenmeyer. Kayak gini nih, ilustrasinya Alat titrasi Sumber Eits, sebelum membahas lebih jauh, ketahui dulu yuk pengertian dari titrasi asam basa! Pengertian Titrasi Asam Basa Pada dasarnya, titrasi adalah metode analisis untuk menentukan kemolaran atau konsentrasi suatu zat di dalam larutan, menggunakan konsep reaksi kimia. Jadi, titrasi asam basa adalah suatu prosedur yang dilakukan saat kita ingin menentukan kemolaran atau konsentrasi suatu asam atau basa dengan menggunakan konsep penetralan asam-basa. Nah, untuk melakukan titrasi asam basa, kamu butuh beberapa alat dan bahan, nih. Apa aja ya, alat dan bahan yang dibutuhin? Alat dan Bahan dalam Proses Titrasi Asam Basa Dalam titrasi asam basa, kamu akan membutuhkan titran titer, buret, titrat, labu erlenmeyer, dan indikator kimia. a. Titran Titer Titran adalah zat yang digunakan untuk mentitrasi. Titran disebut juga sebagai titer. Titran ini merupakan larutan standar yang telah diketahui secara pasti konsentrasinya, misalnya asam kuat atau basa kuat. Nah, pada titrasi asam basa, posisi titran terletak pada buret. b. Buret Buret adalah alat laboratorium berupa kaca berbentuk silinder dengan bagian bawah mengerucut. Buret memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian bawahnya. Sumbatan keran ini berfungsi untuk menjaga agar cairan yang diisikan ke dalam buret dapat menetes secara presisi sesuai kehendak pelaku eksperimen. c. Titrat Titrat adalah larutan sampel yang akan dianalisis atau ditentukan konsentrasinya. Jadi, titrat inilah yang nantinya akan kita ubah atau kita hitung konsentrasinya, dengan meneteskan sejumlah zat titran ke dalamnya melalui buret. Pada titrasi asam basa, posisi titrat terletak pada labu erlenmeyer. d. Labu Erlenmeyer Labu erlenmeyer adalah alat laboratorium berupa gelas kaca dengan ujung kepala dan leher yang kecil kemudian melebar terus hingga bagian bawahnya. Labu erlenmeyer biasa dipakai untuk menampung bahan kimia yang berbentuk cair. Bagian kepala dan lehernya yang kecil berfungsi untuk mengurangi resiko cairan kimia tumpah atau menyiprat ke luar. e. Indikator Kimia Indikator kimia adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kapan suatu sampel titrat telah habis bereaksi. Ketika titrat dengan titran sudah tepat bereaksi atau habis bereaksi, maka dapat dibilang bahwa eksperimen tersebut sudah mencapai titik ekuivalen. Ketika telah melampaui titik ekuivalen, maka akan terjadi perubahan warna yang spesifik. Indikator kimia yang biasa digunakan yaitu indikator pp atau phenolptalein. Indikator ini diteteskan sebanyak 1-2 tetes ke dalam titrat. Kalau tidak diteteskan, maka titrat tidak bisa berubah warna, sehingga kita tidak akan tahu kapan titik ekuivalennya terjadi. Baca Juga Kesetimbangan Kimia, Jenis-Jenis, Persamaan Reaksi, dan Tetapannya Cara Melakukan Titrasi Asam Basa Oke, sudah tahu pengertian dan alat bahan untuk melakukan titrasi, sekarang saatnya kamu tahu langkah-langkah dalam proses titrasi asam basa agar kamu mengerti cara melakukannya. Eits, tapi ingat! Don’t try this at home! Alias jangan melakukan eksperimen ini sendiri di rumah, ya! Proses titrasi asam basa melibatkan larutan asam kuat atau basa kuat yang bisa berbahaya bagi tubuh, jadi harus dilakukan di dalam laboratorium dengan didampingi oleh guru atau asisten laboratorium. Sebelum melakukan eksperimen ini pun, kamu harus mengenakan alat pelindung diri seperti baju atau jas lab, sarung tangan, dan kacamata goggles untuk mengurangi resiko terkena cipratan bahan kimia. Ingat, ya! Nah, sekarang kita bahas yuk, langkah-langkahnya! Langkah-langkah dalam proses titrasi adalah sebagai berikut 1. Titrasi dilakukan secara perlahan. Titran larutan standar diteteskan satu tetes demi satu tetes ke dalam titrat larutan sampel. 2. Setiap tetesnya harus disertai dengan pengocokan agar reaksi dapat terjadi secara optimal dan merata. Hati-hati ketika mengocok, ya! Jangan sampai tumpah atau menyiprat. 3. Proses penetesan ini dilakukan secara terus menerus hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik di mana titrat dengan titran tepat bereaksi atau habis bereaksi. 4. Pada titrat, ditambahkan 1-2 tetes indikator kimia. Indikator kimia ini berfungsi untuk mengetahui kapan suatu sampel titrat telah habis bereaksi, sehingga ketika telah melampaui titik ekuivalen, akan terjadi perubahan warna yang spesifik. Jika warna telah berubah, proses titrasi dapat dihentikan dengan mematikan sumbatan keran pada buret. Nah, begitulah cara melakukan titrasi asam basa. Memang terlihat mudah, tapi tetap harus dilakukan di laboratorium dengan pendampingan, ya! Cara Membaca Hasil Titrasi Asam Basa Cara membaca data hasil titrasi asam basa pun cukup mudah, loh! Setelah proses titrasi selesai, yang ditandai dengan perubahan warna pada larutan sampel, untuk membaca hasil titrasi asam basa adalah dengan melihat skala volume permukaan cairannya. Misalnya, permukaan cairan pada buret setelah titrasi, berada pada skala 20 ml. Maka, volume standar atau titran yang terpakai sebesar 20 ml. — Kita rehat sejenak, yuk! Kamu udah pernah cobain fitur Adapto di ruangbelajar belum, sih? Nah, video pembahasan tentang Titrasi Asam Basa sudah dilengkapi dengan fitur Adapto, lho! Yuk, cobain! Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa dan Kurvanya Titrasi asam basa terdiri atas beberapa macam atau jenis, antara lain yakni sebagai berikut 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Titrasi asam kuat oleh basa kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → basa kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → asam kuat Hayoloh, bingung nggak tuh.. Tenang, tenang. Bacanya pelan-pelan aja! Kamu nggak akan bingung kok kalau memperhatikan dengan perlahan dan seksama xixi.. Titrasi asam kuat oleh basa kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 2. Titrasi Basa Kuat oleh Asam Kuat Titrasi basa kuat oleh asam kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → asam kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → basa kuat Titrasi basa kuat oleh asam kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 3. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Titrasi asam lemah oleh basa kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → basa kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → asam lemah Titrasi asam lemah oleh basa kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. 4. Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat Titrasi basa lemah oleh asam kuat, artinya Titran larutan standar pada buret → asam kuat Titrat larutan sampel pada labu erlenmeyer → basa lemah Titrasi basa lemah oleh asam kuat akan menghasilkan kurva sebagai berikut. Baca Juga Bagaimana Cara Menentukan Indikator Asam Basa? Rumus Titrasi Asam Basa Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, titrasi asam basa bertujuan untuk mencari tahu konsentrasi dari larutan sampel yang dianalisis. Untuk menentukan konsentrasi larutan sampel, kamu bisa menggunakan rumus titrasi asam basa berikut Keterangan Contoh Soal Menghitung Konsentrasi Sampel Nah, supaya kamu semakin paham, yuk kita coba selesaikan soal titrasi asam basa di bawah ini Analisis larutan sampel HCl 20 ml dengan larutan standar 0,1 M NaOH 25 ml. Berapakah konsentrasi HCl yang dihasilkan? Penyelesaian Jadi, konsentrasi HCl yang dihasilkan adalah 0,125 Molar. — Oke, selesai sudah materi titrasi asam basa kali ini. Semoga, dengan membaca artikel ini, kamu bisa tambah paham mengenai pengertian, cara melakukan titrasi asam basa, serta contoh perhitungannya, ya. Jangan lupa juga kalau kurva titrasi asam basa itu terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian yang menandakan pH awal, bagian yang menandakan pH saat titik ekuivalen, dan bagian yang menandakan pH setelah melampaui titik ekuivalen. Sudah paham, ya? Kalau kamu ingin tahu lebih banyak lagi tentang titrasi beserta rumusnya, kamu bisa belajar menggunakan video belajar beranimasi di ruangbelajar. Di sana, kamu nggak cuma bisa belajar melalui video, tapi juga bisa mengerjakan latihan soal, lho. Yuk, gabung sekarang! Sumber Gambar Gambar Alat Titrasi’ [Daring]. Tautan Diakses 21 April 2022 Artikel ini diperbarui pada 8 Juni 2023.
TitrasiAsam-Basa Ini adalah jenis titrasi dimana dua larutan yaitu larutan asam dan basa terlibat. Jenis reaksi antara spesies merupakan reaksi netralisasi asam-basa, dengan pembentukan air sebagai produk sampingan. Indikator asam-basa biasanya ditambahkan ke larutan basa dalam tabung titrasi untuk menentukan titik ekivalen/titik akhir titrasi.
Titrasi asam basa adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan asam basa. Langkah kerja yang dilakukan dalam proses praktikum adalah meneteskan titran tetes demi tetes dari buret ke dalam labu erlenmeyer yang berisi titer. Proses dilakukan sampai mencapai keadaan ekuivalen yaitu saat titran dan titer tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Pada keadaan ekuivalen dalam proses praktikum titrasi asam basa mencapai titik ekuivalen. Pada saat proses yang dilakukan mencapai titik ekuivalen, maka proses titrasi dihentikan. Dari titik ekuivalen dapat diketahui volume titran yang diperlukan saat mencapai titik ekuivalen. Volume yang dibutuhkan ini kemudian digunakan dalam perhitungan. Apa saja alat yang dibutuhkan pada praktikum titrasi asam basa? Bagaimana langkah kerja praktikum titrasi asam basa? Bagaimana bentuk laporan praktikum titrasi asam basa? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Daftar isi Tujuan Praktikum Titrasi Asam BasaLandasan Teori Praktikum Titrasi Asam BasaAlat dan Bahan yang Dibutuhkan pada Praktikum Titrasi Asam BasaLangkah Kerja Praktikum Titrasi Asam BasaHasil Percobaan dan PerhitunganPembahasan dan Kesimpulan Baca Juga Praktikum Kimia untuk Menentukan Perubahan Entalpi ΔH dengan Kalorimeter Adapun tujuan praktikum titrasi asam basa meliputi 1 Menentukan kemolaran atau konsentrasi larutan 2 Mengetahui proses penetralan asam basa dengan metode titrasi3 Memahami dan mengetahui proses kerja titrasi asam basa Landasan Teori Praktikum Titrasi Asam Basa Larutan asam kuat memiliki ion hidrogen H+, sementara basa kuat memiliki ion hidroksida OH‒. Diketahui bahwa asam kuat dan basa kuat dalam air akan terurai sempurna. Sehingga ion hidrogen dan hidroksida dalam proses titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Titrasi adalah sebuah proses untuk menentukan kadar suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya menggunakan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang akan dicari konsentrasi atau kadarnya pada praktikum titrasi asam basa disebut titrat atau analit. Sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titer atau titran. Larutan yang kosentrasinya telah diketahui titran/titer pada praktikum titrasi asam basa merupakan larutan standar atau larutan baku. Prinsip kerja dari titrasi berdasarkan pada reaksi penetralan yaitu kadar larutan asam ditentukan dengan larutan basa, begitu juga dengan sebaliknya. Langkah kerja dalam praktikum titrasi asam basa dilakukan dengan mengupayakan titran dan titrat habis bereaksi. Pada saat titran dan tirat habis bereaksi memenuhi kondisi mol asam sama dengan mol basa. Titik di mana saat kondisi mol asam sama dengan mol basa disebut dengan titik ekuivalen. Cara menentukan titik ekuivalen dapat dilakukan dengan bantuan indikator asam basa. Indikator ini ditambahkan pada titran sebelum melakukan proses titrasi. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah 2 ‒ 3 tetes menggunakan pipet. Perubahan warna saat titran yang telah ditambahkan indikator menjadi tanda bahwa proses yang berlangsung telah mencapai titik ekivalen. Proses titrasi segera dihentikan saat mulai mulai terjadi perubahan warna larutan. Atau dapat dikatakan bahwa kondisi saat terjadinya perubahan warna indikator menjadi titik akhir titrasi. Besar volume titran yang dibutuhkan selama proses titrasi digunakan dalam perhitungan. Hubungan kemolaran larutan asam asa pada proses titrasi pada titik ekuivalen memenuhi persamaan berikut. Keterangan a = valensi asam jumlah ion H+Va = volume larutan asamMa = konsentrasi larutan asamb = valensi basa jumlah ion OH–Vb = volume larutan basaMb = konsentrasi larutan basa Baca Juga Cara Pemekatan dan Pengenceran Larutan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan pada Praktikum Titrasi Asam Basa Daftar alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum titrasi asam terdapat pada daftar berikut. Keterangan dan Sumber gambar 1. Statif dan klem indonetwork; 2. gelas kimia qiano laboratory; 3. burette alatlabor; 4. labu ukur alatlabor; 5. corong gelas medicalogy; 6. Labu Erlenmeyer medicalogy; Alat yang dibutuhkan 1. Buret 1 buah2. Erlenmeyer 3 buah3. Pipet Tetes 1 buah4. Gelas kimia 200 cm3 2 buah5. Labu takar 100 cm3 1 buah6. Corong gelas 1 buah7. Statif Bahan yang dibutuhkan 1. Larutan HCl belum diketahui konsentrasinya 2. NaOH 0,5 M3. Indikator Fenolftalein4. Akuades Baca Juga [Praktiku Kimia] Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi Langkah Kerja Praktikum Titrasi Asam Basa Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum titrasi asam basa sesuai pada cara-cara berikut. Melakukan pengenceran HCl mengambil larutan HCl sebanyak 5mL, memasukkan ke dalam labu takar 100 cm3, dan menambahkan akuades ke dalam labu takar sampai tanda batas. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 50 mL. Mengambil 10 mL HCl yang telah diencerkan dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes indikator fenolftalein ke dalam larutan HCl pada labu erlemneyer. Melakukukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH 0,5 M ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan HCl dan indikator fenolftalein. Menggoyangkan labu erlenmeyer secara perlahan selama proses titrasi berlangsung. Menghentikan proses titrasi jika larutan dalam labu erlenmeyer telah berubah warna menjadi merah muda dan permanen tidak hilang saat labu erlenmeyer digoyangkan. Mencatat volume NaOH 0,5M yang digunakan. Ulangi percobaan yang sama pada langkah 1 – 8 sebanyak 3 kali. Baca Juga [Praktikum Kimia] Hubungan Koefisien Reaksi dan Jumlah Mol Reaktan Hasil Percobaan dan Perhitungan Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang sesuai seperti pada tabel berikut. Rata-rata volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan pada hasil percobaan digunakan pada perhitungan untuk menentukan konsentrasi HCl. Perhitungan untuk menentukan konsentrasi HCl dilakukan seperti pada proses berikut. DiketahuiValensi asam a = 1Volume asam Va = 10 mLValensi basa b = 1Konsentrasi basa Mb = 0,5 MVolume basa Vb = 10,2 mL Menentukan konsentrasi HCl Ma a × Va × Ma = b × Vb × Mb1 × 10 × Ma = 1 × 10,2 × 0,510 × Ma = 5,1Ma = 5,1/10 = 0,51 M Baca Juga [Praktikum Kimia] Hukum Kekekalan Massa Pembahasan dan Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh bahwa konsentrasi HCl yang digunakan pada praktikum titrasi asam basa sama dengan 0,51 M. Pada awalnya, larutan NaOH dan larutan HCl yang telah ditambahkan indikator dalam kondisi bening. Pada awal proses titrasi belum terjadi perubahan warna pada HCl dalam labu erlenmeyer. Setelah penambahan NaOH 0,5 M mencapai sejumlah 10 mL mulai terlihat adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer menjadi merah muda. Kesimpulan yang dapat diambil adalah titik ekuivalen pada proses titrasi yang dilakukan terdapat pada saat penambahan 10,1 mL NaOH. Kondisi tersebut merupakan titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu erlenmeyer. Pada kondisi tersebut, saat ion asam dan basa tepat habis bereaksi atau saat mol asam sama dengan mol basa. Sekian ulasan praktikum titrasi asam basa yang meliputi cara kerja dan contoh bentuk laporannya. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga 5 Hukum Dasar Kimia
Titrasimerupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi KimiaKimia Fisik dan Analisis Kelas 11 SMATitrasiTitrasi Asam BasaTitrasi Asam BasaTitrasiKimia Fisik dan AnalisisKimiaRekomendasi video solusi lainnya0334Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...Perhatikan gambar titrasi berikut! Sebanyak 25mL H2SO4M...0401Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...Larutan H3PO4 0,05 M digunakan untuk menetralkan 50 mL, l...0205Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2...Volume larutan HCl 0,2 M agar dapat dinetralkan oleh 2... Titrasiasam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencpai keadaaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai "titik ekuivalen". ~REAKSI PENETRALAN DAN REAKSI ASAM BASA~ Reaksi penetralan asam kuat dan basa kuat Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut Asam + Basa →Garam + Air Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH– dari NaOH membentuk air H2O. Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara, Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl. HClaq + NaOHaq → NaClaq + H2Ol Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. H+aq + Cl–aq + Na+aq + OH–aq → Na+aq + Cl–aq + H2Oaq Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah H+aq + OH–aq → H2Oaq Reaksi penetralan asam lemah dan basa kuat Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NaOHaq → CH3COONaaq + H2Ol Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion sebagian, sedangkan NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq+Na+aq+OH–aq→ CH3COO–aq + Na+ aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. CH3COOHaq + OH– aq→ CH3COO–aq + H2Ol Reaksi penetralan basa lemah dan asam kuat Jika basa lemah NH4OH NH3 + H2O dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan dihasilkan garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah NH4OHaq + HClaq → NH4Claq + H2Ol Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna. Persamaan reaksi ion yang terjadi adalah NH4OHaq + H+aq + Cl–aq → NH4+aq + Cl–aq + H2Ol Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut. NH4OHaq + H+aq → NH4+aq + H2Ol Reaksi penetralan asam lemah dan basa lemah Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa lemah NH4OH, maka akan terbentuk garam NH4CH3COO dan air. Reaksi yang terjadi adalah CH3COOHaq + NH4OHaq → NH4CH3COOaq + H2Ol TITRASI ASAM BASA Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa netralisasi. Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Sedangkan titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indicator. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan netralisasi. Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida NaOH dengan asam hidroklorida HCl, persamaan reaksinya sebagai berikut NaOHaq + HClaq NaCl aq + H2Ol Selain itu ada contoh lain, yaitu NaOHaq + H2SO4aq Na2SO4 aq + H2Ol Prinsip Titrasi Asam basa Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Dalam titrasi asam basa ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen, antara lain 1. Memakai pH meter 2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi di lakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi di hentikan. Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi di hentikan. Pada saat titrasi asam kuat dengan basa kuat di gunakan indikator phenolpthalein pH 8,3-10 karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH > 7 dan perubahan warna pada tititk akhir titrasi adalah rose. Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas M dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi nxMxV asam = nxVxM basa keterangan N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ pada asam atau OH – pada basa Perubahan pH pada reaksi asam–basa Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah. 1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan pada gambar Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik ekuivalen adalah 7. Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral. 2. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat. Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO–. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH–. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut James E. Brady, 1990. CH3COOHaq + OH–aq ⎯⎯→ H2Ol + CH3COO–aq Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada gambar 3. Titrasi asam kuat oleh basa lemah Kurva titrasi asam kuat dan basa lemah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Asam kuat mempunyai pH yang rendahi pada awalnya. pH naik perlahan saat permulaan, namun cepat saat mendekati titik ekivalen. pH titik ekivalen tidak tepat 7. Titik ekivalen untuk asam kuat dan basa lemah mempunyai pH kurang dari 7. 4. Titrasi asam lemah oleh basa lemah Asam lemah dan basa lemah pada gambar di atas tidak menghasilkan kurva yang tajam, bahkan seperti tidak beraturan. Dalam kurva titrasi asam lemah dan basa lemah, ada sebuah titik infleksi yang hampir serupa dengan titik ekivalen. Referensi ezjY.
  • cskcjxw5zy.pages.dev/121
  • cskcjxw5zy.pages.dev/201
  • cskcjxw5zy.pages.dev/207
  • cskcjxw5zy.pages.dev/313
  • cskcjxw5zy.pages.dev/12
  • cskcjxw5zy.pages.dev/154
  • cskcjxw5zy.pages.dev/41
  • cskcjxw5zy.pages.dev/26
  • cskcjxw5zy.pages.dev/197
  • pada titrasi asam dan basa terjadi reaksi